Jakarta, kompasindonesianews.com - Perpolitikan di Indonesia, setidaknya pasca reformasi selalu diwarnai keriuhan. Perdebatannya dominan ti...
Jakarta, kompasindonesianews.com - Perpolitikan di Indonesia, setidaknya pasca reformasi selalu diwarnai keriuhan. Perdebatannya dominan tidak substansial. Naasnya, perbincangan tak produktif ini memenuhi pemberitaan media cetak maupun online.
Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris PIMDA Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Provinsi Papua Pegunungan, Rumin Calvin Wenda, SE (Minggu, 03/9/23).
Dalam keterangannya pada awak media, Rumin Calvin Wenda mengajak semua pihak ditengah tahun politik yang semakin panas ini untuk masuk pada perbincangan yang produktif subtansial.
Menurut pria yang biasa disapa RCW ini, berbagai narasi yang dipertontonkan oleh masing-masing pihak, baik politisi, anggota partai, dan atau relawan-pendukung-simpatisan akhir-akhir ini tak produktif. Lebih banyak menyasar hal-hal remeh temeh bahkan saling menyerang antar pihak.
“Perdebatan politik kita, lebih dominan dirayakan dengan sentimen, bukan argumen rasional”, tegas RCW.
“Politik kita makin lama, makin tak intelek, terjadi pendangkalan makna dan masyarakat sangat dirugikan, bangsa dan negara ini tidak mendapatkan manfaat”, ungkap RCW.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa dalam berpolitik harus mengedepankan argument rasional, mendidik warga negara dengan politik yang sehat dan membangun, bukan politik pecah belah.
RCW mengajak semua pihak untuk guyub dan menyambut Pemilu 2024 dengan riang gembira.
“Sesama anak bangsa, meskipun beda partai, beda pilihan politik, harus tetap menjaga kondusifitas dalam masyarakat. Kita mesti berpolitik dengan akal sehat, dengan ikhlas”, tutup RCW.