Jakarta, kompasindonesianews.com - Anak-anak pelajar rentan terhadap terpaan radikalisme, karena itu harus dilibatkan dalam kegiatan kontra...
Jakarta, kompasindonesianews.com - Anak-anak pelajar rentan terhadap terpaan radikalisme, karena itu harus dilibatkan dalam kegiatan kontra radikalisme untuk meningkatkan daya tangkal, sekaligus menumbuhkan nasionalisme.
“Pemahaman terhadap Pancasila akan membentuk karakter bangsa dengan menghormati kebhinekaan dalam bingkai persatuan,” kata Kolonel (Dinas Khusus) Harianto, Kasubdit Afrika dan Asia Pasifik BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dalam acara Salam Anak Indonesia “Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia” di Sekolah Dasar Negeri 05 Manggarai, Jakarta Selatan, (5/9).
Acara yang diselenggarakan BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DKI Jakarta itu mengajak para siswa untuk belajar memahami arti kebhinekaan dan toleransi dalam bingkai persatuan.
Kolonel Harianto mengharapkan semangat kebangsaan dan patriotisme melalui nilai-nilai kearifan lokal dapat menangkal paham radikalisme dan mencegah terorisme. Anak-anak pelajar mulai tingkat SD menjadi sasaran utama dalam melakukan kontra radikalisme.
“Alasannya, aksi terorisme mulai mengincar generasi milenial dan Gen Z. Indeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan, urban, generasi muda (Gen Z dan milenial),” ujar perwira menengah TNI Angkatan Udara, abituren Sekolah Perwira Prajurit Karier (Sepa PK) TNI 1998 ini.
Ketua FKPT DKI Jakarta Taufan Bakri menambahkan, penanaman nasionalisme dan patriotisme dapat dilakukan melalui pengenalan lagu-lagu kebangsaan yang syairnya mengajak generasi penerus bangsa mencintai negaranya.
“Seperti lagu Indonesia Pusaka. Lagu ini menceritakan tentang refleksi atas Indonesia, Tanah Air tempat bernaung bangsa Indonesia dan keinginan untuk mewujudkan bela negara dengan segenap jiwa raga,” kata Taufan yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta.
Acara yang dipimpin Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT DKI Jakarta Nieke MS itu juga mengadakan lomba “menulis surat” kepada anak Indonesia.
Diambil 10 surat sebagai pemenang oleh para juri dan dari tiga pemenang teratas, mereka menulis tentang toleransi, keberagaman kearifan lokal, serta keanekaragaman seni budaya Indonesia.
Sekira 110 siswa kelas 5 dan 6 SDN 05 Manggarai, Jakarta Selatan mengikuti acara sejak pagi hingga siang hari. Diawali apel pagi, baris berbaris, sambil meneriakkan yel-yel tentang nasionalisme dan kebangsaan. Termasuk menyanyikan lagu-lagu wajib, seperti Garuda Pancasila yang dibawakan dengan penuh semangat.
Pada akhir kegiatan, para siswa aktif mendengarkan dongeng tentang keberagaman suku di Indonesia dari Dian N. Turut hadir dalam acara ini, antara lain Kepala Sekolah SDN 05 Manggarai Ribka Mirjam Mahieu dan para guru, sejumlah pengurus FKPT DKI Jakarta, seperti Sekretaris M Rico Sinaga, Bendahara Muhammad Dahlan, Kasatlak Dikdas Kecamatan Tebet, serta Lurah Manggarai. *Lth